Agama telah menganjurkan kepada umat manusia untuk saling tolong menolong. Karena jika kita mau membantu orang yang kesusahan, nanti kita juga akan mendapatkan balasan dari apa yang kita perbuat itu. Entah itu balasan langsung dari Tuhan atau balasan dari orang lain yang mau membantu kita saat kita benar-benar membtuhkan pertolongan.
Tapi, ingat ya teman-teman, yang sangat diutamakan disini adalah rasa ketulusan kita untuk membantu. Jika kita membantu orang lain dengan perasaan yang terpaksa, percuma tak ada manfaatnya bagi kita. Kita tak akan mendapatkan pahala ! Oh..ya ada suatu cerita yang baru saja saya alami hari ini, tepatnya waktu saya pulang les. Kalian mau dengar ceritanya ? Apa ? Mau?, baiklah kalau itu mau kalian saya akan menceritakan cerita yang saya alami yang berkaitan dengan tolong menolong.
Kamis sore itu, seperti biasa aku pulang dari kegiatan rutinku. Yah..benar, LES !!! Mengingat sekarang aku sudah kleas 9 SMP, les merupakan makanan wajib bagiku. Nah, ada yang menarik dari perjalan pulang dari les. Saat itu matahari sudah mulai menyingsing ke barat dan saat itu sudah maghrib. Saat aku berada di perempatan jalan sambil menunggangi sepeda motor tercintaku, aku berhenti untuk menengok kanan kiri agar bisa menyebrang ke jalan sebrang. Namun saat aku menengokkan kepalaku ke sebelah kiri ada seorang nenek tua renta yang berjalan ke arahku sambil membawa setandan pisang dengan tangan kanan memegang pisau. Beliau berbicara kepadaku,
"Nak, bolehkah saya ikut sampai terowongan di depan sana ?", kata nenek itu penuh harap. Mengingat tujuan nenek itu sama dengan jalan menuju rumahku,tanpa pikir panjang aku pun berkata,
"Oh..tentu,Nek. Silahkan", kataku tanpa ragu. Nenek itu pun naik ke boncengan belakan sepeda motorku. Di sepanjang perjalan nenek itu mengajakku berbicara. Beliau kelihatan sangat ramah sekali. Beliau sempat bertanya beberapa hal kepadaku. Dan dari perbincang itu, aku mengetahui satu hal. Mengapa nenek itu membawa pisau. Ternyata beliau baru saja pulang dari mengambil daun pisang beserta buahnya.
Ketika sampai di terowongan yang dimaksudkan nenek itu, beliau menyuruhku menurunkannnya di terowongan itu. Namun aku tak mau menurunkannya disitu, nggak tega !!! Melihat nenek yang sudah tua berjalan sendirian saat maghrib seperti itu. Aku pun berkata pada nenek itu,
"Saya antarkan saja sampai rumah, Nek", tawarku
"Tidak usah , nanti merepotkan lagi", nenek itu hendak menolak.
"Oh..tidak apa-apa biar saya antarkan sampai rumah nenek", saya tetap bersikeras untuk mengantarkannya sampai rumah.
"Baiklah kalau begitu, rumah nenek sudah dekat tinggal terus saja, Nak", ujar nenek itu sambil menunjukkan arah menuju rumahnya.
"Oh..baik, Nek", kataku mengiyakan tanda mengerti apa yang dikatakan nenek itu.
0 komentar:
Post a Comment