Selamat Datang di Dini's Corner, Blog yang dibuat oleh orang yang maniak dengan petualangan. Just enjoy my posting! Check it Out ! 2013 | Dini's Corner

.

Powered by Blogger.

FT (Five Treasure) Island Logo
RSS

Aku dan Pecinta Alam Bhawana Jaya






Kata orang mengikuti suatu organisasi di sekolah akan memberikan banyak manfaat bagi para pelakunya. Mereka bisa memperoleh banyak pengalaman, keahlian, teman dan pengetahuan yang tidak bisa mereka dapatkan hanya dengan duduk manis di bangku sambil mendengarkan penjelasan dari guru. Dan itu memang benar ! Itulah yang aku rasakan saat ini. Saat aku resmi menjadi siswi sekolah menengah atas, aku mencoba untuk keluar dari zona nyamanku selama ini. Zona dimana aku hanyalah seseorang yang berkutat dengan pelajaran-pelajran sekolah tanpa memikirkan aktivitas sosial di sekitarku. Tahun 2012, saat aku diterima di SMAN 3 Kota Mojokerto, aku sudah memiliki satu organisasi incaran dan aku sangat ingin bergabung dengan organisasi tersebut. Organisasi itu bernama Pecinta Alam Bhawana Jaya, suatu organisasi yang dibentuk oleh siswa/siswi SMA Negeri 3 Kota Mojokerto yang dulunya bernama SMAN 4 Kota Mojokerto mempunyai pandangan yang sama yaitu bertekad membentuk suatu wadah yang utuh sejalan dengan kode etik Pecinta Alam Indonesia , yang berada dibawah naungan SMAN 3 Kota Mojokerto. Pecinta Alam Bhawana Jaya ini dibentuk pada tanggal 26 November 1994 oleh angkatan pertama yang saat itu masih berstatus sebagai siswa SMAN 3 Kota Mojokerto.

Dan benar saja, setelah aku bergabung di organisasi ini gambaran klasik dunia dengan berbagai rutinitasnya yang membosankan menjadi berubah 180 derajat. Disini banyak sekali yang bisa aku dapatkan. Yang pertama adalah keluarga baru. Mengapa aku mengatakan para anggota Pecinta Alam Bhawana Jaya sebagai keluarga bukan sebagai teman ? karena panggilan teman saja tak cukup untuk menggambarkan rasa keterikatan batin antara aku dan mereka. Para anggota organisasi ini sangat kompak satu dengan lainnya, rasa kekeluargaan yang kental menjadi ciri khas organisasi ini karena tak ada organisasi lain di sekolahku yang bisa menandingi rasa kekeluargaan yang sudah terbentuk di organisasi ini sejak sembilan belas tahun lalu. Pecinta Alam Bhawana Jaya ini seakan memberikanku om, mas, mbak, dan adik baru. Sungguh suatu anugerah yang sangat indah.

Keluarga Bhawana Jaya

Yang kedua, aku memperoleh banyak pengalaman baru dari organiasasi ini. Saat mendaki Gunung Welirang misalnya, aku merasa setelah melakukan pendakian di gunung ini ada sesuatu yang berubah dalam diriku. Sesuatu yang bagaikan kobaran api yang sulit dipadamkan, yaitu semangatku. Sebelum mendaki gunung ini, aku adalah anggota yang dikenal memiliki kecepatan sangat lamban dalam mendaki dan menuruni gunung. Tapi di Gunung Welirang inilah semuanya berubah. Aku sadar bahwa kebiasaanku itu akan menyulitkan para anggota lain, karena itulah aku meyakinkan diriku sendiri "Kamu pasti kuat, Din." Abrakadabra ! Aku pun bisa menjadi orang nomor empat yang sampai Puncak Welirang yang memiliki ketinggian 3156 mdpl dari 15 anggota yang mengikuti kegiatan pendakian ini. Sesuatu yang membanggakan, namun dibalik itu semua 2 kali nyawaku sempat terancam dan itu terjadi di hari yang sama ! Kejadian pertama, yaitu saat aku hampir saja terperosok ke dalam kawah belerang yang panas saat detik-detik mencapai puncak. Kejadian kedua terjadi saat aku dan kawan-kawan melakukan perjalan turun menuju Pos Kop-Kopan pada malam hari, tubuhku tak mau diajak berkompromi setelah seharian diguyur hujan, alhasil aku mengalami hipotermia ringan dan sedikit membuat panik anggota-anggota lainnya. Untunglah di hari itu aku masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan sampai aku menuliskan tulisan ini. 

Puncak Gunung Welirang


Dan yang terakhir adalah aku bisa memiliki wawasan lebih jika dibandingkan dengan teman-temanku yang tidak bergabung dalam organisasi ini. Pecinta Alam Bhawana Jaya ini mengajarkanku tentang banyak hal, mulai dari pentingnya menjaga kelestarian alam, cara bertahan hidup di alam bebas, kelihaian menentukan arah dan aku pun bisa memenangi suatu lomba juga berkat organisasi ini. Bhawana Jaya membuatku mempunyai kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan (kelihatannya alasan klasik, tapi coba praktekan ! Akan sulit jika kamu tidak memiliki kesadaran yang cukup), Bhawana Jaya membuatku tau tentang tumbuhan-tumbuhan apa yang bisa dimakan di alam, cara mendapatkan air jika kekurangan persediaan, salah satunya adalah dengan memanfaatkan air kencing kalau memang sudah sangat terdesak, Bhawana Jaya membuatku lihai untuk menentukan arah dengan GPS (alat yang biasanya dimiliki oleh Bapak-bapak tentara atau Polisi, GPS yang aku pakai ini juga merupakan sumbangan dari salah satu anggota senior). Dan yang terakhir adalah hadiah besar yang aku dapatkan dari salah satu lomba karya tulis karena aku berhasil menerapkan pengalaman-pengalamanku bersama organisasi ini saat mempresentasikan karya tulis bersama timku. 

Pemantapan materi GPS


Juara Lomba Karya Tulis


Sebentar, sebentar, ada satu lagi yang membuatku beruntung bisa bergabung dengan organisasi ini. Dengan bergabung dengan organisasi ini aku bisa membuat kemampuan bersosialisasiku lebih baik jika dibandingkan kehidupan terisolasiku sebelum aku mengenal organisasi ini. Aku bisa menjadi orang yang terorganisir, memiliki perencanan yang matang, dan memiliki kemampuan berdiplomasi yang cukup mumpuni. Jadi kesimpulannya, bergabung di dalam suatu organisasi yang bernama Pecinta Alam Bhawana Jaya adalah sebuah jalan indah yang telah disiapkan tuhan untukku. Bhawanaaa !!!! Jayaaaa !!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Basmi Koruptor Dengan Semangat Petani Sawah


Hidup memang tidak bisa ditebak, kadang kita bisa diatas , tapi setelah itu kita pun harus siap dijungkirkan kebawah. Hidup seseorang pun tak ada yang sempurna, karena Allah telah memberikan mereka kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang harus kita lakukan sebagai manusia, makhluk paling sempurna diantara makhluk ciptaan Allah adalah berusaha dengan sungguh-sungguh  agar kita bisa merubah nasib kita. Setiap kenyataan hidup pun bisa membuat kita semangat dalam menjalani hari-hari, namun banyak pula yang ingin mati hanya karena tak kuat mengahadapi paitnya kenyataan hidup. Manusia itu tempat ketidakpuasan. Setiap mereka mendapatkan satu kenikmatan dari Allah, pasti dengan tamaknya mereka akan meminta permintaan lain. Mereka selalu menginginkan sesuatu yang lebih. Jadi tak usah heran jika di negri kita Indonesia banyak ditemukan tikus-tikus berdasi yang pekerjaannya menyusup ke got-got pemerintahan untuk mengais uang rakyat. Orang seperti itu adalah orang yang tak mempunyai mental untuk hidup dibawah, karena mereka selalu menginginkan posisi puncak, yang penuh dengan kenikmatan akan materi. Mereka sudah tak mempunyai hati nurani, sebab hati nuraninya telah terbakar habis oleh ketamakannya akan kehidupan duniawi. Mereka juga orang yang pemalas, tak mau bekerja keras, dan lebih mengandalkan modal licik untuk mendapatkan kekayaann yang mereka idam-idamkan. Namun ironisnya di negara kita ini, malah memelihara orang-orang jelmaan setan itu. Indonesia adalah surganya para koruptor. Kata-kata itu memang gambaran yang paling cocok dengan keadaan negri kita saat. Koruptor yang menjamur dimana-mana, pemerintah hanya melihatnya karena terlalu jijik memegang tikus-tikus berdasi itu. Tak ada aturan yang tegas untuk menghukum para bajingan negara seperti mereka. Indonesia belum berani mengasah pedang tajam untuk dihunuskan ke ulu hati para koruptor. Yang dilakukan hukum kita saat ini hanyalah memukul para koruptor itu dengan bantal. Suatu hukuman yang menggelikan ! Jadi jangan heran jika berkali-kali

koruptor itu ditangkap namun tabiat mereka tak pernah berubah. Sekarang pikirkan saja, siapa yang akan jera jika hukumannya saja tak mempunyai nilai mendidik sama sekali. Andai saja di negeri kita tercinta ini ada suatu pasal yang memuat hukuman mati untuk para koruptor, percayalah tak akan ada lagi rakyat yang harus menderita. Tak perlu ada lagi orang yang mengemis hanya untuk sesuap mati. Sebab hama yang membuat hidup mereka tak karuan sudah hilang karena telah diburu dan dimatikan.Tirulah cara petani di sawah, yang gemar berburu tikus yang telah menyebabkan panennya gagal dan kemudian membakar tikus-tikus itu sampai mati. Masalah beres, dan mereka bisa memulai menanam padi kembali tanpa harus takut akan gangguan tikus. Jika pemerintah mempunyai semangat yang sama seperti para petani tersebut, Indonesia bisa MERDEKA. Bebas dari para koruptor. Sebab, setelah mereka diburu dan dimasukkan penjara, tanpa babibu langsung dihukum mati. Terserah, entah itu harus ditembak mati, diracun atau dibakar sekalipun, yang terpenting itu pemerintah harus mencabut nyawa para iblis pengeruk harta rakyat. Memang cara ini terlalu kejam, dan terkesan kurang memiliki rasa kemanusiaan, tapi jika tak kejam mereka akan terus merajalela, dan semakin berkembang biak untuk menghabiskan uang rakyat. Dan rakyat kecil yang sudah miskin, akan semakin terpuruk. Dan merekalah yang akan mati jika para koruptor tidak segera dibasmi. 







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Panduan Jalan Menuju Puncak Mahameru



Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.
Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha) dan Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

Setelah sampai di gapura "selamat datang", perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.
Setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wdhus gembel.Di Ranu Kumbolo dapat didirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
Selanjutnya memasuki hutan cemara di mana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.
Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

            
   
     

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jangan Hancurkan Semeru ! Patuhi Aturan Baru TNBTS !

Popularitas Gunung Semeru memang semakin melejit seiring dengan suksesnya film 5 CM yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Keindahan pemandangan jalur pendakian Gunung Semeru yang disajikan dalam film garapan Rizal Mantovani tersebut mampu memancing rasa penasaran khalayak ramai. Pendakian ke Gunung Semeru pun meningkat dengan drastis. Bahkan pada akhir tahun 2012 lalu jumlah pendaki ke Gunung Semeru dapat dikatakan membludak. Celakanya lagi kebanyakan pendaki yang terprovokasi film 5 CM tidak memiliki cukup pengetahuan tentang pendakian. Mereka juga rata-rata kurang memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga keaslian, keasrian, dan kelestarian Gunung Semeru.
Ranu Kumbolo Gunung Semeru
Tenda para pendaki di Ranu Kumbolo

Akibatnya tentu saja berdampak secara langsung terhadap ekosistem di gunung tertinggi di Pulau Jawa itu. Sampah yang bertebaran di sana-sini, sabun bekas mencuci peralatan masak yang mencemari Ranu Kumbolo, para pendaki yang buang air besar sembarangan, banyaknya pendaki yang mandi di Ranu Kumbolo, aksi vandalisme, dll menjadi pemandangan yang lumrah. Keadaan ini diperparah dengan pendakian massal yang bertopeng aksi bersih-bersih. Kegiatan seperti ini pada akhirnya malah meninggalkan banyak sampah dan masalah di Gunung Semeru.
Untuk mengantisipasi kerusakan yang semakin parah, Badan Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah membuat beberapa peraturan baru. Terhitung mulai 25 Maret 2013 nanti, Pengelola TNBTS akan menutup jalur pendakian Gunung Semeru jika jumlah pendaki dalam sehari sudah mencapai 300 orang. Pembukaan kembali jalur pendakian akan dilakukan jika jumlah pendaki dalam kawasan Gunung Semeru tidak lebih dari 100 orang.

Selain itu Badang Pengelola TNBTS juga melarang segala kegiatan yang dapat merusak ekosistem TNBTS, seperti:


  • rally motor cross/trail
  • rally/pawai kendaraan roda empat
  • lomba lintas alam di jalur pendakian Gunung Semeru
  • lomba lintas alam di kawasan kaldera Tengger (savana dan lautan pasir) dengan jumlah peserta lebih dari 200 orang
pendakian massal dengan jumlah peserta lebih dari 50 orang karena hanya akan mengurangi jatah pendaki umum

Mungkin dengan cara itulah, ekosistem Gunung Semeru bisa diperbaiki. Karena jika bukan kita yang peduli dengan keadaan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, lantas siapa lagi yang akan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh spesies kita. Manusia yang merusak, manusia pula yang haru memperbaikinya. Itu adalah rumus untuk mengembalikan bumi ke keadaan yang lebih baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS