Popularitas Gunung Semeru memang semakin melejit seiring dengan suksesnya film 5 CM yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Keindahan pemandangan jalur pendakian Gunung Semeru yang disajikan dalam film garapan Rizal Mantovani tersebut mampu memancing rasa penasaran khalayak ramai. Pendakian ke Gunung Semeru pun meningkat dengan drastis. Bahkan pada akhir tahun 2012 lalu jumlah pendaki ke Gunung Semeru dapat dikatakan membludak. Celakanya lagi kebanyakan pendaki yang terprovokasi film 5 CM tidak memiliki cukup pengetahuan tentang pendakian. Mereka juga rata-rata kurang memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga keaslian, keasrian, dan kelestarian Gunung Semeru.
Tenda para pendaki di Ranu Kumbolo
Tenda para pendaki di Ranu Kumbolo
Untuk mengantisipasi kerusakan yang semakin parah, Badan Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah membuat beberapa peraturan baru. Terhitung mulai 25 Maret 2013 nanti, Pengelola TNBTS akan menutup jalur pendakian Gunung Semeru jika jumlah pendaki dalam sehari sudah mencapai 300 orang. Pembukaan kembali jalur pendakian akan dilakukan jika jumlah pendaki dalam kawasan Gunung Semeru tidak lebih dari 100 orang.
Selain itu Badang Pengelola TNBTS juga melarang segala kegiatan yang dapat merusak ekosistem TNBTS, seperti:
- rally motor cross/trail
- rally/pawai kendaraan roda empat
- lomba lintas alam di jalur pendakian Gunung Semeru
- lomba lintas alam di kawasan kaldera Tengger (savana dan lautan pasir) dengan jumlah peserta lebih dari 200 orang
Mungkin dengan cara itulah, ekosistem Gunung Semeru bisa diperbaiki. Karena jika bukan kita yang peduli dengan keadaan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, lantas siapa lagi yang akan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh spesies kita. Manusia yang merusak, manusia pula yang haru memperbaikinya. Itu adalah rumus untuk mengembalikan bumi ke keadaan yang lebih baik.
0 komentar:
Post a Comment